SMP 1 MEJOBO
Kab. Kudus
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun
mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what
counts is best).
Bob Talbert
· Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Berdasarkan kutipan tersebut, tersirat makna bahwa yang paling penting untuk diajarkan pada anak adalah hal-hal yang mendasar atau utama terlebih dahulu. Dalam hal ini tentu saja hal yang paling utama bukanlah keterampilan teknis saja yang dipelajari, namun yang paling penting untuk dipelajari adalah nilai-nilai etika. Sehingga ketika sudah paham betul mengenai etika, maka suatu saat jika mengambil suatu keputusan dalam menyelesaikan masalah dilema etika akan lebih terarah dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.
· Bagaimana
nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan
keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Prinsip pengambilan keputusan yang kita anut
ada 3 yaitu : Berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan
berpikir berbasis rasa peduli. Dalam hal pengambilan keputusan kita akan
menggunakan prinsip tersebut sesuai dengan kebutuhannya melihat dengan kondisi
masalah. Kita bisa melihat dan menimbang masalah lalu menggunakan prinsip yang
tepat, sehingga hasil dari keputusan yang di dapat akan lebih bijkasana,
bertanggung jawab dan membuat nyaman dari berbagai pihak. Dengan begitu dampak dari pengambilan
keputusan tersebut akan tercipta suasana yang positif, mendukung, dan produktif
di lingkungan kita.
· Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin
pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan
keputusan Anda?
Sebagai
seorang pemimpin pembelajaran saya dapat berkontribusi pada proses pembelajaran
murid dalam hal pengambilan keputusan dengan cara memberikan pengetahuan
mengenai prinsip dasar dan
nilai etika di sela-sela pembelajaran berlangsung. Saya juga berkontribusi
dengan cara menjadi teladan bagi mereka dengan
cara memebikan contoh penyelesaian masalah dengan prinsip pengambilan
keputusan jika terjadi masalah. Dengan begitu mereka akan melihat secara
langsung mengenai nilai-nilai yang saya ajarkan. Bahwa mengambil suatu
keputusan harus didasarkan dengan 3 prinsip tersebut.
· Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan
ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul
ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man
ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk
membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Menurut
kutipan tersebut jika dihubungkan dengan proses pembelajaran modul ini adalah
bahwa proses pembelajaran bukan hanya mempelajari keterampilan tekhnis saja
namun diperlukan penguatan karakter. Sehingga suatu saat jika anak dihadapkan
pada suatu masalah anak bisa mengambil suatu keputusan dengan etis dan
bijaksana. Dalam hal ini dijelaskan bahwa mempelajari nilai etika adalah yang
utama karena sumber dari segala penyelesaiaan adalah jika kita mempunyai nilai
etika. Dengan begitu jika kita memiliki karakter yang kuat jika terjadi suatu
masalah, maka akan mampu menyelesaikannya dengan penuh rasa keadilan, empati,
bijaksana dan tidak merugikan pihak manapun.
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka
memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpin?
Seorang pemimpin yang dihadapkan pada sebuah kasus
dilemma etika, untuk proses pengambilan keputusannya seharusnya bisa berpedoman
pada Filosofi Ki Hajar Dewantara. Filosofi Pratap Triloka yang disampaikan KHD
yaitu :
a. Ing ngarso Sung Tuladha seorang pemimpin
pembelajaran harus bisa menjadi teladan, memimpin, dan pemberi pengaruh yang
besar dalam mengambil keputusan. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru
harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid.
b. Ing madyo mangun karsa seorang pemimpin
pembelajaran hendaknya bisa memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain
memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara dan sebagainya demi
memperbaiki kualitias diri mereka. Dengan demikian guru bisa membantu murid
untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya
secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju
kebahagiaan.
c. Tut Wuri Handayani, seorang pemimpin pembelajaran hendaknya bisa mempengaruhi,
memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif agar orang lain
bertumbuh maju. Artinya dari belakang hendaknya memberikan dukungan. Intinya
kita sebagai seorang guru harus bia memberikan dukungan, arahan dan bimbingan
kepada para siswa. Dengan demikian Guru bertugas menyemangati siswa. Sebagai
seorang guru dalam mendukung kreatifitas siswa serta menggali potensinya kita
harus mengambil keputusan yang bertanggung jawab dengan berlandaskan keepada 4
paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 tahap pengambilan keputusan
agar mereka meraih merdeka belajar untuk mewujudkan profil pelajar pancasila.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada
prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Salah satu nilai kebajikan universal yang menjadi
barometer dari nilai- nilai kebajikan yang lain yaitu Tanggung Jawab. Sebuah keputusan
yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan. Melalui sikap tanggung jawab
dari dalam diri, sebuah keputusan yang kita ambil mencerminkan bagaimana
prinsip diri kita berdasarkan dari ketiga prinsip pengambilan keputusan,
sehingga akan mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem
pendidikan.
Sebagai seorang guru hendaknya memiliki nilai-nilai
positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai- nilai positif tersebut akan mampu
mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil
keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri,
reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid.
Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang
teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil
keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada
situasi dilemaetika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar
melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk
mengambil keputusan yang benar.
Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah
dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita.
Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko
yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan
dankeberpihakan pada peserta didik.
Prinsip – prinsip yang mendasari seseorang dalam
mengambil keputusn yaitu :
a. Berpikir berbasis hasil akhir ( End based thinking)
b. Berpikir berbasis peraturan ( Rule based thinking)
c. Berpikir berbasis rasa perduli (Care based thinking)
Dalam setiap pengambilan keputusan yang kita ambil akan
ada konsekuensi yang mengikuti serta keputusan berdasarkan nilai kebajikan
universal yang berpihak kepada siswa.
3.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses
pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah
kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah
ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan
tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’
yang telah dibahas pada sebelumnya.
Salah satu tujuan Coaching adalah menggali lebih dalam
lagi potensi yang dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses coaching akan
terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal- hal positif yang
berpihak apda murid. Melalui kegiatan coaching, pengambilan keputusan akan
lebih efektif karena keputusan diambil berasal dari potensi yang dimiliki
seseorang.
Melalui rumusan TIRTA, kita dapat mengidentifikasi
masalah apa terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep
coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan Langkah
konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan
yang kita ambil.
TIRTA akronim dari :
a. T: Tujuan, Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua
pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung.
Idealnya tujuan ini datang dari coachee)
b. I : Identifikasi (Coach melakukan penggalian
dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta
yang ada pada saat sesi)
c. R : Rencana aksi (Pengembangan ide atau
alternatif solusi untukrencana yang akan dibuat)
d. TA: Tanggung jawab (Membuat komitmen atas hasil
yang dicapai dan untuk Langkah selanjutnya)
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial
emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya
masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek
social emosional sangat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan
khususnya dilemma etika. Guru yang memiliki kesadaran diri yang baik pastinya
akan menunjukkan integritas dan kejujuran dalam pengambilan keputusan.
Sebagai seorang pendidik, kita harus memiliki kemampuan
mengelola emosi, pikiran dan perilaku secara efektif dalam berbagai situasi
untuk mencapai tujuan dan aspirasi. Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan
dapat berempati dengan orang laintermasuk mereka yang berasal dari latar
belakang, budaya dan konteks yang berbeda- beda. Seorang guru juga harus
memiliki kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan yang membangun berdasar atas
kepedulian, kapasitasdan konsekwensi dari bermacam-mamcam tindakan dan perilaku
untuk kesejahteraan psikologis diri sendiri, kelompok, dan masyarakat.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika
kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah
moral atau etika, maka landasan yang dipegang adalah nilai- nilai keabjikan universal
yang dianut sebagai seroang pendidik yaitu kebenaran, kebebasan, persatuan,
toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Dengan berlandaskan pada
nilai-nilai tersebut maka sebuah keputusan yang diambil dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan prinsip berpusat pada murid serta mendorong
terwujudnya iklim pendidikan yang baik di sekolah.
Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus
yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar ataupun tidak dalam
pengambilan keputusan akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya.Jika
nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan
tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika
nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma
maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan
tidak sesuai harapan kebanyakan pihak. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat
melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut,
maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan
dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Guru berperan besar dalam menciptakan lingkungan yang
aman, nyaman dan menyenangkan tetapi tetap dinamis, menantang dan relevan untuk
perkembangan murid. Guru diharapakn mampu berperan sebagai pemimpin yang
berorientasi pada kepentingan tumbuh kembangnyamurid agar murid mampu
berkembang sesuai dengan kodratnya.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat
menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah
kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Iya, ada kaitannya.
Tantangan- tantangan dalam menjalankan keputusan
diantaranya adalah adanya pemikiran tiap individu atau kelompok yang
berseberangan. Dalam sebuah institusi pastinya ada kelompok yang pro dan kontra
terhadap sebuah sistem yang sedang dijalankan oleh pemangku kebijakan di
sekolah. Idealnya semua ekosistem yang ada di sekolah saling berkolborasi untuk
meuwjudkan tujuan bersama.
Tantangan-tantangan yang muncul karena masalah perubahan
paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun.
Diantaranya adalah satu, sistem yang kadang jika memaksa guru untuk memilih
pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Kedua
adalah tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan
bersama. Ketiga keputusan yang diambil kadang kala tanpa sepenuhnya melibatkan
guru sehingga muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan
pengambilan keputusan.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran
yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran
yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Keputusan yang kita ambil dapat berpengaruh terhadap
pengajaran yang memerdekan murid seperti bagaimana menyusun strategi
pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Keptusan tersebut berpengaruh
terhadap pengajaran yang memerdekan murid.
Membuat keputusan yang tepat untuk mengetahui potensi
murid apat kita awali dengan mengetahui kesiapan, minat dan belajar murid.
Selanjutnya kita dapat menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan cara
mengakomodir kebutuhan belajar murid melalui strategi pembelajran
berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosioanl yang tepat.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat
mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan
pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat
dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif
, inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka
sendiri.
Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi
yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan- keputusan
penting bagi kehidupan dan pekerjaannya. Keputusan yang berpihak kepada murid
haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih
dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar
murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan
diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
keterkaitan modul 3.1 ini dengan modul- modul sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan kita haruslah mengandung 3
(tiga) unsur) yaitu nilai- nilai kebajikan universal, tanggung jawab tehadap
semua konsekuensi yang timbul dan berpihak pada murid.
Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill
yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar
Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. , berdasarkan nilai dan
peran guru penggerak, pembelajaran berdiferensiasi, KSE, keterampilan coaching
yang baik dalam menjalankan langkah- langkah pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya
positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki
kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil
pelajar pancasila. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada
banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan
langkah pengambilan dan pengujian
keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut
berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari
di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman saya terhadap materi tentang konsep-konsep
yang telah dipelajari di modul ini yaitu penerapan 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan keputusan
untuk menentukan apakah masalah yang timbul termasuk dilemma etika atau bujukan
moral. Hal- hal di luar dugaan saya apabila kasus yang saya hadapi dan saya
pahami termasuk pelanggaran hukum atau aturan, langkah- langkah pengambilan
keputusannya tidaklah perlu dilanjutkan atau melewati uji legal (uji hukum)
yang kemudian
menyatakan kasus tersebut adalah bujukan moral ( benar
lawan salah).
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan
keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa
bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah, saat itu dilema etika yang saya alami adalah
berdasarkan paradigm individu lawan kelompok, keadilan lawan belas kasihan,
jangka panjang lawan jangka pendek. Saat itu saya hanya mengedepankan hasil
akhir yang sekiranya tidak merugikan kedua belah pihak. Setelah saya
mempelajari modul 3.1 ini, ternyata sebuah kasus dilemma etika perlu
diselesaikan dengan langkah- Langkah pengambilan keputusan agar hasil keputusan
dapat dipertanggungjawabkan dengan baik
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan
apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran modul ini?
Setelah mempelajari modul 3.1 ini, dalam proses pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, tidak bisa serta merta dan bersikap
otoriter atau mempunyai pandangan bahwa kita dapat mengotrol siswa secara
penuh. Tetapi keputusan yang kita ambil harus berdasarkan nilai- nilai
kebajikan, tanggung jawab dan berpihak pada muird. Langkah- langkah pengambilan
keputusan dapat melalui langkah- langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang
individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting untuk mempelajari modul 3.1 ini, dimana
sebuah keputusan yang diambil harus berdasarkan berbagai pertimbangan sehingga
keputusan yang dihasilkan dapat dieprtanggungjawabkan dengan baik dan tidak
salah langkah atau bahkan merugikan orang lain. Dengan mempelajari modul ini
diharapkan setiap keputusan yang diambil adalah langkah yang bijaksana dan
terbaik.
4 Komentar
Sangat mengisnpirasi sekali bu Asih,trimakasih semoga bisa menjadi acuan para guru dalam pengambilan keputusan
BalasHapusMateri yang disampaikan Bu Asih sangat bagus menginspirasi, terus berkreativitas lagi bu, semangat untuk Bu Asih
BalasHapusMaterinya sangat bagus dan menginspirasi
BalasHapusSangat menginspirasi para guru dan tentunya cocok untuk dilaksanakan di kelas. 👍
BalasHapus